Sebagai wujud komitmen capacity building bagi seluruh masyarakat akademik di Indonesia, FK Unsoed berkenan menerima delegasi dari FK UMY pada tanggal 21 Agustus 2018. Maksud kunjungan FK UMY seperti disampaikan oleh ketua delegasi Dr.drg. Tita Ratya Utari adalah untuk ‘ngangsu kawruh” atau belajar bagaimana cara dan proses pendirian Magister Biomedis FK Unsoed. FK UMY dalam sambutannya mengutarakan bahwa Unsoed dipilih sebagai lokasi studi banding karena dengan usia yang relatif lebih muda dari FK UMY, namun sudah mampu mendirikan program S2 atau Magister Biomedis serta PPDS. FK UMY berharap mendapat masukan dan gambaran yang jelas tentang bagaimana cara mendirikan program S2 yang baik ketika kelak akan membangun program tersebut di FK UMY.
Delegasi disambut oleh Dekan FK Unsoed, Dr.dr Fitranto Arjadi yang dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kepercayaan FK UMY untuk datang ke FK Unsoed. Sejauh ini, dalam 1 tahun terkahir, sudah ada 2 FK yang datang ke FK Unsoed untuk belajar tentang bagaimana mendirikan dan mengelola program S2 Biomedis. FK tersebut adalah FK Unila Lampung, dan FK UMY. Bapak Dekan menjelaskan bahwa dalam pendirian program S2 perlu adanya ‘Superman’ yang sanggup mengelola dan meluangkan waktu untuk membuat proposal, mengkoordinir sumber daya yang ada, serta ikhlas dalam pekerjaannya. Karena tanpa dasar itu, maka tidak mungkin akan berhasil dengan baik.
Paparan selanjutnya adalah oleh Dr.dr. Lantip Rujito, selaku koordinator prodi yang juga sekaligus sebagai asesor BAN-PT dan Lam-PT Kes. Dalam penjelasannya dr. Lantip menekankan pentingnya landasan dasar mengapa FK UMY perlu mendirikan magister S2 Biomedis. Landasan ini harus ditopang oleh evaluasi diri dan rencana yang matang dan termaktub dalam renstra universitas maupun renstra fakultas. Selanjutnya adalah ketersediaan sumber daya baik itu calon tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana. Dr. Lantip menjelaskan pentingnya menjalin kerjasama dengan semua sumber daya yang ada di universitas seperti laboratorium terpadu, perpustakaan, dan lain sebagainya. Hal yang tidak kalah penting adalah kemampuan menggali niche atau kekhasan dari program studi yang akan ditawarkan. Tagline ini, kata dr. Lantip, harus digali dan harus inline dengan visi dan misi univeritas maupun fakultas. Jangan sampai membuat program studi yang tidak ‘nyekrup’ dengan visi misi institusi di atasnya.
Dr. Yudhi Wibowo, selaku WD II juga menjelaskan tentang pentingnya perencanaan keuangan untuk penyelenggaraan program S2 karena orientasinya tentu berbeda dengan penyelenggaraan pendidikan S1. Hal yang harus diperhatikan adalah sustainebility pendidikan ke depannya.
Pada akhirnya acara ditutup dengan saling tukar menukar cinderamata sebagai tanda persahabatan dan kesiapan untuk bekerjasama dalam pendidikan ke depan. Selanjutnya rombongan FK UMY berkenan melihat fasilitas sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung program magister FK Unsoed.